BUTON UTARA – Sibersultra.com

Dalam semangat mempererat kebersamaan pasca Idul Adha, Lembaga Adat Barata Kulisusu Kabupaten Buton Utara (Butur) kembali menyuguhkan pertunjukan budaya tradisional Tari Kompania yang digelar di Rumah Jabatan Bupati Butur, Minggu (8/6/2025).

Tari Kompania merupakan tarian khas masyarakat Kecamatan Kulisusu yang sarat dengan nilai sejarah dan budaya. 20250608 164254 scaled

Tarian ini melambangkan kemenangan dalam peperangan dan diyakini sebagai simbol kejayaan masyarakat Kulisusu dalam menghadapi penjajahan di masa lampau.

Awalnya dikenal dengan nama Tari Maniu, yang berarti “menang”, tarian ini kemudian lebih dikenal sebagai Tari Kompania sebagai bentuk perlawanan terhadap pasukan Kompeni (Belanda).

Dalam kesempatan itu, Bupati Buton Utara, Afirudin Mathara, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan budaya ini.

Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda rutin tahunan dari Lembaga Adat Sara Barata Kulisusu.20250608 161730 scaled

”SPACEIKLAN”

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan budaya seperti ini karena bertujuan untuk melestarikan budaya daerah yang merupakan kekayaan tak ternilai,” ujar Bupati.

Bupati juga berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan.

“Harapan saya, kegiatan seperti ini terus dilestarikan karena merupakan bagian dari kekayaan budaya khas Buton Utara,” tutupnya.

Sementara itu, Sekretaris Lembaga Adat Barata Kulisusu, Asri, menambahkan bahwa Tari Kompania telah menjadi agenda tetap dalam kalender tahunan lembaga adat tersebut.

“Kegiatan ini dilaksanakan setiap momen Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, tepatnya pada H+3 setelah hari raya. Tarian Kompania harus tetap digelar di Rujab Kamali Buton Utara,” jelasnya.

Asri yang juga selaku Juru tulisi ini, menegaskan bahwa tradisi ini telah berlangsung sejak dahulu dan menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur, sekaligus tanggung jawab dalam melestarikan warisan budaya.20250608 161746 scaled

“Dari generasi ke generasi, Tari Kompania adalah simbol penghormatan kepada leluhur. Kami juga telah memiliki program penyuluhan agar gaya dan gerakan tarian ini dapat terus diwariskan tanpa berubah,” imbuhnya.

Sebagai informasi, pertunjukan Tari Kompania dibawakan oleh empat penari laki-laki, dua di antaranya membawa tombak (karada) dan dua lainnya membawa bendera (tondi).

Para penari juga membawa sapu tangan berwarna kuning, putih, dan hijau yang memiliki makna simbolik tersendiri.

Iringan alat musik tradisional seperti gong dan gendang mengiringi setiap gerakan, menciptakan suasana yang sakral dan menggugah rasa kebanggaan budaya.

Laporan: Asman Ode

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook